Sedekah Bumi Wujud Pelestarian Budaya Lokal di Desa Tinggarjaya

Sedekah Bumi Wujud Pelestarian Budaya Lokal di Desa Tinggarjaya

Sedekah bumi merupakan salah satu warisan tradisi dan kearifan budaya lokal Desa Tinggarjaya yang masih dirawat dan dilestarikan oleh seluruh lapisan masyarakat. Sedekah bumi sendiri juga sering disebut sebagai apitan karena pelaksanaannya di bulan Apit dalam kalender jawa atau bulan Dzulqo’dah dalam kalender hijriyah.

Tradisi ini diperkirakan dimulai pada masa penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa oleh Wali Songo pada sekitar 500 tahun yang lalu. Tradisi ini mengintegrasikan dan memodifikasi tradisi Hindu yang telah ada dan dicampurkan dengan unsur keislaman.


Tradisi Apitan atau sedekah bumi bermakna sebagai wujud ungkapan rasa syukur warga terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dengan makna filosofis bahwa manusia tercipta dari tanah, yang merupakan unsur bumi, lalu hidup di atas bumi dan mengonsumsi serta memanfaatkan segala hal yang dihasilkan oleh bumi, kelak manusia akan mati dan kembali ke bumi.

Prosesi dalam pelaksanaan Tradisi Apitan dimulai dari pembukaan, sambutan dari ketua panita dan sambutan dari Bapak Warmono,S.Pd selaku Kepala Desa Tinggarjaya , dilanjutkan dengan membaca tahlil, serta doa bersama yang dipandu oleh pemuka agama. Kemudian dilanjutkan dengan agenda makan bersama

Related Posts

Komentar